Rodrigo Shancez memberikan materi

TPS TERAPKAN METODE “LEAN” UNTUK MINIMALISIR WASTE

 

Surabaya – Bagi perusahaan manufaktur, istilah LEAN bukanlah istilah yang asing lagi, karena banyak perusahaan manufaktur yang telah menetapkan metode ini. Bagaimana dengan perusahaan kepelabuhanan seperti TPS, apakah bisa diterapkan di TPS?

Menjawab tantangan tersebut, ternyata Terminal Petikemas Surabaya (TPS) tertarik untuk menerapkan metode tersebut di lingkungan kerjanya. Mulai akhir bulan Agustus lalu sebanyak 20 orang pegawai TPS khususnya pada para peserta pelatihan Supervising Terminal Operations – Container Terminal (STO-CT) yang terdiri dari para Superintendent/Supervisor dari OPS, ENG, FIN, IT dan juga 5 orang dari vendor yang bekerja mengikuti LEAN A3 Workshop, sekaligus menerapkan metode LEAN di tempat kerjanya.

LEAN merupakan sebuah metodologi praktek produksi yang memfokuskan penggunaan dan pemberdayaan sumber daya untuk mempercepat proses kerja yang efektif dan efisien menciptakan value bagi pelanggan. Caranya adalah dengan menghilangkan waste (pemborosan) yang terjadi pada proses sehingga terjadi proses yang lebih efektif dan efisien, dengan kualitas output yang lebih baik.

Operations Director PT TPS, Rodrigo Shancez menyampaikan bahwa metode ini merupakan metode yang sederhana tetapi sangat efektif hasilnya utamanya dalam meningkatkan service excellence kepada pelanggan.

Para peserta pelatihan dibagi dalam 5 grup yang masing-masing mempunyai project yang berbeda, yakni : Grup A (Reduce QC Cycle Time), grup B (Reduce QC Breakdown Delays), Grup C (Reduce Delays for Export Loading), Group D (Reduce RTG Shift Change Over) dan Grup E (Reduce ITV Yard- Berth Cycle Time Delays).

Workshop yang difasilitasi oleh Ricaurte Santamaria, Manager Global Engineering Support Operations & Engineering dari DP World Dubai ini, peserta diminta untuk menjelaskan latar belakang masalahnya dan mengapa, serta apa akibatnya terhadap proses bisnis. Selanjutnya peserta akan belajar bagaimana  menjelaskan kondisi saat ini beserta cara kerjanya. Dalam tahapan ini peserta diwajibkan untuk melihat langsung proses kerjanya, mengambarkan sketsa “flow” nya dan membuat studi waktunya. Tahapan selanjutnya adalah menetapkan kondisi / hasil yang akan diharapkan.

Selanjutnya peserta belajar bagaimana menemukan Akar Penyebab secara efektif dengan menggunakan Diagram Fishbone (6M) MAN atau manusia, MACHINE atau peralatan/teknologi, MATERIAL atau fisik, METHOD atau cara kerja, MEASUREMENT atau cara pengukuran/ alat ukur  dan MOTHER NATURE atau kondisi alam/lingkungan serta mencari akar permasalahan dengan menggunakan metode 5W (5 why) untuk setiap permasalahan yang diperoleh melalui diagram Fishbone. Semua tahapan ini dituliskan dan digambarkan didalam kertas A3 sesuai dengan judulnya LEAN A3 ( A3 = ukuran kertas setara dengan 11 inch x 17 Inch )

 

Para peserta pelatihan ini sangat antusias untuk mendapatkan pelatihan sampai dengan tahap LEAN A3, dimana nantinya mereka akan segera menerapkan metode LEAN ini secara berkelanjutan, dengan goal nya adalah mengurangi atau bahkan menghilangkan waste.

Pada tahap pertama ini, peserta masih belajar tentang pendekatan LEAN di TPS, dan di workshop selanjutnya akan lebih fokus tentang prinsip dasar LEAN dan bagaimana mengidentifikasikan waste/pemborosan secara lebih detail.

Semua jenis waste ini sering terjadi tanpa disadari, karena telah dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan umum, padahal sesungguhnya sangat merugikan, khususnya sering menyebabkan pertambahan biaya operasional (cost) yang seharusanya bisa dihindari. Karena itu, penerapan LEAN dapat membantu perusahaan memotong biaya yang tidak perlu, sekaligus meningkatkan revenue. Harapannya, ke depan TPS akan terus melakukan inovasi melalui penerapan metode LEAN di setiap lini pekerjaan di TPS, sehingga kita dapat memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan.